Kini aku salah satu siswi SMA terbaik di Jakarta, dulu aku hanya seorang siswi di SMP 20 besar. Awalnya ku bangga dengan semua yang ku dapat, semua berubah ketika kau mendadak meninggalkanku. Kau katakan sebuah alasan, bak seorang juliet yang sedang kebingungan, aku hanya dapat menatap layar mesin pintar.
Saat ini sudah ada romeo yang lain di hatiku, tapi berbeda denganmu. Seperti bunda melihat sebuah mangga, tampak berbeda dia dan kau. Kau sepertiku, tak dibuat-buat. Kau anak ketiga dari keturunan sunda-jawa, kau memiliki kakak laki-laki dan perempuan, kau memiliki orangtua yang sudah setengah baya, kau suka musik anti-mainstream, kau pintar, kau sederhana, kau punya cita-cita, ya semua yang ada padamu sama persis dengan diriku.
Kacamata hitam-birumu yang sekarang merah-hitam kan selalu ada dalam pikiranku. Senyum manis nan tulus itu masih ada dalam digital camera-ku. Tak kuasa ku menyebutkan seluruh kenangan yang masih ku simpan. Ku coba kubur sedalam-dalamnya walau itu sulit dan terdengar mustahil. Tak terasa aku meneteskan air mata.
Aku kini sangat menyayangi dia walau kau tetap dalam palung hatiku. Kusimpan kau dalam masalaluku. Seperti yang kau katakan "Memori itu hanya untuk dikenang". Aku tak akan mengingatmu ataupun melupakanmu, aku hanya mengenangmu, fik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar